Sejarah Markas BKR Laut di Modderlust yang Menimbulkan Pertanyaan Bagi Publik

Setiap monumen dilengkapi dengan prasasti atau plakat yang berisi penjelasan singkat seputar sejarah monumen yang bersangkutan. Harapannya pengunjung memahami sejarah monumen yang dikunjungi. Nyatanya informasi yang ditampilkan prasasasti modderlust bertentangan dengan peristiwa sejarah yang sudah tertulis. Pengunjung bukannya tercerahkan, justru berpontensi dibuat bingung.

Prasasti monumen moderlust itu bertuliskan ; Di tempat ini pernah berdiri sebuah gedung dengan nama “Modderlust” yang digunakan sebagai Markas BKR Laut, sejak 22-9-1945 sampai tentara sekutu menduduki surabaya. Pada waktu yang sama dengan peristiwa sejarah yang lain menyebutkan pihak Jepang masih menguasai modderlust pada tanggal tersebut. Kok bisa timbul perbedaan seperti itu?

Monumen modderlust tergolong monumen bahari. Berupa sebuah jangkar asli berwarna hitam legam. Berdiri diatas bangunan berbentuk limas. Secara keseluruhan bangunan monumen modderlust memiliki tinggi sekitar dua meter.

Lokasi monumen berada di tepi Selat Madura, masuk wilayah PT. PAL. Tepatnya berada di depan dok (bengkel gali) Semarang milik Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia.

Pada bangunan monumen yang berbentuk limas menempel dua buah prasasti berdempetan. Isi tulisan prasasti yang pertama tentang penjelasan apa itu modderlust dan prasasti yang kedua mengenai perjalanan modderlust dengan mengunakan kata-kata puitis.

Keterangan di prasasti pertama, bertuliskan ; Di tempat ini pernah berdiri sebuah gedung dengan nama “ModderLust” yang digunakan sebagai Markas BKR Laut, sejak 22-9-1945 sampai tentara sekutu menduduki Surabaya.

Apabila kita telusuri peristiwa sejarah penghujung tahun 1945 melalui mesin pencari paman google, kita akan mendapati bahwa pada bulan 9 (September) tahun 1945 modderlust masih dalam gengaman kekuasaan militer Jepang. Jangan kan modderlust, kota Surabaya saja masih dalam gengaman kekuasaan militer Jepang.

Gedung modderlust berlokasi di Pangkalan Angkatan Laut Ujung, Pangkalan militer tersebut dalam penguasaan Kaigu, Tentara Angkatan Laut Jepang.

Bulan September 1945 merupakan periode dimana badan-badan perjuangan Surabaya sibuk melucuti persenjataan tentara jepang dan mengambil alih kekuasaan dari tangan militer Jepang.

Para pejuang merebut satu persatu instalasi militer meliputi, Stasiun Radio, Rumah Sakit, Markas Angkatan Perang Nippon, Pangkalan Angkatan Laut dan masih banyak lagi.

Pangkalan Laut Ujung merupakan instalasi militer yang paling akhir yang berhasil dikuasai Badan-Badan perjuangan bersama rakyat Surabaya. Sebagaimana dilansir dari artikel berjudul, hari demi hari Surabaya 1945, kompasiana.com/2012/11/9, penyerahan Pangkalan Angkatan Laut Ujung dari Jepang ke Pemerintahan Republik Indonesia terjadi pada tgl 7-10-1945.

Seperti inilah peristiwa sejarah tersebut. Pagi hari massa rakyat bersama badan-badan perjuangan di Surabaya, Badan Keamanan Rakyat (BKR) Surabaya, BKR Laut, Polisi Istimewa, PRI, Pasukan PAL (Pemuda Angkatan Laut), PRIAL (Pemuda Republik Indonesia Angkatan Laut), BRIPAL bergerak menyerbu Pangkalan Laut Jepang Ujung,

lantas mereka mengepungnya dari 3 penjuru, sepanjang Kalimas, jembatan Petekan dan dari Tanjung Perak. Sambil mengepung para pejuang ini menunggu hasil perundingan antara pimpinan badan-badan perjuangan dengan pimpinan militer Jepang.

Dalam buku memoar Jasin Sang Polisi diceritakan suasana perundingan; saya berangkat dari markas Polisi Republik Indonesia ke modderlust di kawal oleh satu peleton PRI. Dalam perundingan ini hadir juga sejumlah Pelaut kita, antara lain Soengkono, Atmadji, Tamboto dan Aries, hasil perundingan adalah Kaigun bersedia menyerahkan persenjataan. Berdasarkan naskah penyerahan yang saya terima di modderlust, tapi seluruh isi pelabuhan milik jepang, termasuk kapal-kapal dan gudangnya.

Secara resmi Laksamana Muda Shibata menyerahkan pangkalan Ujung beserta isinya (termasuk modderlust) kepada Residen Soedirman yang bertindak atas nama Gubernur Jawa Timur

Prosesi penyerahan Pangkalan Angkatan laut Ujung tersebut dilaksanakan di gedung modderlust dan sesudah prosesi penyerahan mereka mengibarkan bendera merah putih di atas gedung modderlust. Dengan demikian seluruh Surabaya sudah dikuasai Republik Indonesia.

Berdasarkan peristiwa sejarah diatas modderlust resmi menjadi milik Republik tanggal 7-10-1945 dan menurut isi prasasti modderlust tanggal 22-9-1945.

Diantara dua versi tanggal diatas, lantas kapan sesungguhnya modderlust menjadi markas BKR Laut? Sesuai isi prasasti modderlust atau sesuai info paman google?.

Atau jangan-jangan pendiri monumen salah typo informasi tanggal, seharusnya ditulis tgl 22-10-1945 keliru dicetak menjadi tgl, 22-9-1945, atau saya yang salah cari refrensi?! Entalah…

Sumber ;

Sudah pernah di muat di Vebma.com dengan judul sama

Banyak yang Tidak Tahu Monumen ini juga disebut Monumen Bambu Runcing Ini

Monumen Bambu runcing

Monumen Bambu runcing

Nama monumen ini monumen bambu runcing, nama yang sama dengan nama monumen (Bambu Runcing) yang berdiri megah di jalan panglima sudirman. 

Demikian juga bentuknya, sama-sama berupa replika bambu runcing, peralatan perang di zaman merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Yang membedakan ke-dua-nya 

terletak pada kemegahanya, ukuran monumennya. Satunya berukuran besar-megah dan lainya berukuran jauh lebih kecil.

Tak banyak yang tahu surabaya memiliki dua monumen bambu runcing. Satu monumen bambu runcing yang berdiri dengan megah di jalan panglima sudirman dan satunya lagi berada di dalam taman jayengrono.

Taman yang satu ini berbeda dengan taman-taman kota lainnya. Taman jayengrono tergolong  taman memorial park, salah satu fungsi taman untuk mengenang peristiwa pertempuran 10 nopember 1945. 

Dimana rakyat Indonesia saat itu melawan tentara sekutu. Oleh karena itu beberapa fasilitas taman terkait dengan peristiwa tsb. Diantaranya monumen bambu runcing tersebut.

Lokasi Monumen bambu runcing taman jayengrono berada dekat pintu masuk taman dari arah selatan. Disitu anda akan menjumpai sekumpulan replika bambu runcing, inilah monumen yang kita maksud.

Replika bambu runcing ini memiliki warna kuning dengan ketinggian 1,5 meter. Monumen ini menempati 3 area lahan taman kecil. Masing-masing area tadi dipisahkan oleh jalur joging track. 

Setiap area ditempatkan 10, 11 dan 45 buah replika bambu runcing. Angka tersebut mereprentasikan  tgl 10 bulan 11 dan tahun 1945. Di mana pada waktu itu terjadi peristiwa pertempuran 10 nopember 1945 yang legendaris itu.

Ada untung juga setiap replika bambu runcing memiliki ukuran kecil, coba kalau ukuranya sama seperti ukuran bambu runcing yang ada di jalan panglima sudirman, tentu taman jayengrono layaknya hutan bambu (runcing).

Patung Budha Empat Wajah, Patung Budha Tertinggi di Indonesia

Kenjeran Park, Jl. Sukolilo No. 100. Surabaya Timur.

image

Patung Budha

Pingin merasakan wisata dengan nuansa thailand aroma surabaya, kami mengunjungi patung budha empat wajah di Kenpark. Patung ini mengacu pada monumen berbentuk serupa di thailand. Yang berada di Altar Erawan, Bangkok, thailand.

Bukan hanya bentuk patung, Bahan baku pembuat patung di impor langsung dari thailand

Patung Budha empat wajah ini memiliki tinggi dan lebar 9 meter, seluas 225 meter.

Ditempatkan dalam bangunan berkubah, semacam stupa. Patung Budha dengan pose tengah duduk disinggasana. Bangunan tersebut berukuran, panjang 9 meter, lebar 9 meter dan tinggi bangunan 36 meter. Total tinggi bangunan, tinggi patung budha dan tinggi bangunan semacam stupa mencapai 36 meter.

Pembangunan patung budha ini dimulai pada bulan juli 2003, selesai pada tanggal 9 november 2004. Menghabiskan dana sekitar 4 Miliar.

Museum Rekor Indonesia (MURI) sempat menasbihkan patung budha empat wajah sebagai patung budha tertinggi di Indonesia, kemudian beralih ke patung budha gilimanuk, bali dengan ketinggian 25 meter.

image

Patung Budha ini memiliki empat wajah dan memiliki tangan berjumlah delapan. Masing- masing wajah menghadap ke empat penjuru mata angin. Mengambarkan empat sifat Budha, yakni ; pengasih, murah hati, adil dan meditasi.

Sedangkan masing-masing tanganya memegang benda yang berbeda- beda, yaitu, senjata cakra, teratai, tasbih, wadah berisi air, kitab suci dan salah salah satu tanganya menyentuh dada.

image

Patung Gajah

Di luar bangunan patung budha empat wajah, namun masih dalam satu area berdiri patung gajah putih, ikon negara thailand. Kehadiran patung kian menambah nuansa negara thailand.

Disebelah area patung budha, terdapat patung ganesya. Menegaskan ciri khas Indonesia.

Tak perlu jauh-jauh ke thailand untuk melihat patung Budha Empat Wajah. Cukup berkunjung ke Kenjeran Park, kita sudah bisa melihatnya.

Patung Surabaya di Jl. Moh Natsir

Patung Surabaya di jalan Moh Natsir

Patung Surabaya di jalan Moh Natsir

Bagaimana jadinya kalau Patung Sura dan Baya dan Patung Tentara Nasional Indonesia Matra Angkatan Laut dikombinasi jadi satu patung?.

Kita tentu tidak asing lagi dengan simbol Kota surabaya dan simbol Angkatan Laut.

Patung simbol kota surabaya tersebut berbentuk ikan hiu dan buaya yang tengah berkelahi. Kita dapat melihat simbol kota surabaya dalam bentuk patung di depan kebun binatang surabaya.

Sedangkan simbol Angkatan Laut berupa sebuah jangkar dengan burung garuda diatasnya.

Bagaimana kalau kedua simbol tersebut digabung, lalu dibuat monumennya. Anda penasaran dengan bentuk monumennya? Kalau anda penasaran ingin tahu, anda bisa melihatnya di bunderan jalan Moh.Natsir.

Disana anda bisa melihat ikan hiu dan buaya, beserta jangkar dan burung garuda di atasnya. Monumen ini menunjukkan kita berada di kota surabaya, khususnya berada diwilayah basis militer Angkatan Laut.

Di ketabang kali, bantaran kalimas berdiri patung surabaya dengan air mancur, sedangkan di jl moh natsir patung surabaya dikombinasi dengan simbol Angkatan Laut. Bentuk patung surabaya tidak hanya berupa patung hiu (sura) dan buaya (baya), diluar sana masih banyak patung surabaya dengan berbagai variasi.